Bekasi, siapa yang nggak tau Bekasi? Daerah yang sempat
naik daun karena lelucon (meme) bagi netizen beberapa waktu belakangan. Bekasi merupakan
kota Industri dan juga kota dengan hamparan
Mal yang nggak kalah sama kota metropolitan Jakarta. Terlepas dari kesemerawutan itu semua, apakah kamu tau
kalau Bekasi ternyata punya lokasi yang berbeda dari biasanya? atau kita bisa
bilang sisi lain Bekasi yang mungkin belum kita ketahui.
Dari begitu banyak sisi lain Bekasi. Saya mau berbagi cerita
tentang perjalanan saya bersama rekan saya berpetualang mencari Pantai yang konon katanya berlokasi di pangkal ujung Kabupaten Bekasi yaitu Pantai Muara
Beting. Pantai tersebut terletak di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara
Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Kenapa saya bilang berpetualang bukan liburan?
Karena perjalanan ini ‘sesuatu’ buat
saya.
Berawal dari rasa penasaran akan pantai ini. Saya dan rekan
saya mencari informasi sebanyak-banyaknya dari Google dan Instagram tentang
Pantai Muara Beting. Ternyata banyak juga orang sudah mengunjungi pantai yang
terletak di ujung Bekasi tersebut. Dengan modal nekat, persiapan dan doa pastinya kami
mulai perjalanan kami pada hari Senin, 1 Juni 2015 sekitar pukul 11 dari arah
Stasiun Bekasi. Kami menyusuri jalan menggunakan motor dengan bantuan GPS sebagai petunjuk arah.
Untuk awalan, jangan lupa mengisi bensin Full! Karena
diperjalanan bakal sulit menemui Pom Bensin. Dan selanjutnya bisa mengatur
GPS dengan awalan lokasi dan berakhir di Muara Gembong. Nggak terlalu sulit
menelusuri jalan kalau berpegang pada GPS hanya perlu mengukiti arah GPS tersebut. Waktu yang ditempuh
sekitar 2,5 jam sampai 3,5 jam. Kami melewati daerah seperti Babelan, Babakan
Raya, Jayasakti dan terakhir Muara Gembong. Dari
padat pemukiman dan ruko-ruko dan sampai akhirnya masuk ke daerah yang masih dipenuhi sawah.
Di sekitar jalan menuju Babelan kalau nggak salah,
saya melihat dari jembatan 2 kapal berada di pinggir sungai. Kapal yang sudah
berlumut dan di tumbuhi pohon liar membuat saya bertanya, kok ada disitu ya?
Melanjuti lagi perjalanan yang lumayan jauh sampai di Jl. Raya Galian.
Jalanan disini berada di tengah 2 sawah, dengan jalanan yang masih tanah dan terlebih
habis hujan. Membuat kami harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh.
Selesai dari situ kami melewati jalan yang kok rasanya nggak ada habis-habismya. Dipinggir jalan terdapat sungai yang memisahakan Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Kerawang. Menyebrangi sungai tersebuat juga merupakan akses menuju Pantai Pakis.
Tibalah kami di Kecamatan Muara Gembong. Ketika sampai
disini kami tidak mengandalkan GPS, hanya dengan bertanya-tanya kami menuju Muara Beting. Dari Kecamatan Muara Gembong di sebelah kanan jalan terdapat jembatan
kayu kuning, ternyata kami harus melewati jembatan tersebut. Jembatan ini hanya bisa
dilewati oleh sepeda motor dan pejalan kaki. Setelah melewati Jembatan ini kami mulai
bertanya-tanya lagi menanyakan Muara Beting. Lumayan juga jarak dari jembatan
menuju Muara Beting. Menelusuri pinggiran muara dan mulai terlihat kapal-kapal kecil
nelayan, orang-orang membawa ikan, rumah-rumah yang hancur karena abrasi, bahkan kuburan yang sudah terkena abrasi jug.
Sampailah kami di ujung jalan dan bikin kami bertanya loh dimana pantainya?
Setelah mengobrol dengan seorang yang sedang mengumpuli batu
bata dari rumah yang hancur, ternyata pantainya berada di balik rimbunan Pohon
Mangrove dan menuju kesana harus menggunakan kapal. Mulai menyerah kami gimana
naik kapalnya, yasudalah kami mengitari mangrove saja ditemani dua teman baru
kami yaitu Indah dan Aal, mereka anak-anak yang tinggal disekitar sini.
Setelah
banyak bercerita mereka bilang kalau Bapaknya memiliki kapal dan mau ke laut.
Kami diajak kerumahnya dan ditawari untuk ke laut. Singkat cerita tentang
mereka, ternyata mereka salah satu keluarga yang rumahnya dulu menjadi korban
abrasi. Bersyukurlah kami mulai banyak komunitas yang mulai menanam mangroove
disekitar laut dan mulai tereksposnya daerah sini. Semoga dengan kesadaran
masyarakat dan peran pemerintah bisa membuat daerah disini menjadi lebih baik.
Mulailah kami menuju laut menggunakan perahu kecil melawati
rimbunan pohon mangroove dan bibit mangroove yang baru ditanam oleh
komunitas-komunitas yang mulai peduli dengan lingkungan.
Tibalah kami di pantai, tapi pantai yang kami datangi berada di tengah laut dan pantainya nggak terlalu besar. Mungkin pantai Muara Beting yang sering dikunjungi orang berbeda dengan yang saya kunjungi? Menurut Bapak yang mengantar kami disana ada pantai lagi dan pernah ada Paus terdampar dan beliau juga bercerita bahwa pantai yang kami pijaki suka berpindah-pindah juga.
Tibalah kami di pantai, tapi pantai yang kami datangi berada di tengah laut dan pantainya nggak terlalu besar. Mungkin pantai Muara Beting yang sering dikunjungi orang berbeda dengan yang saya kunjungi? Menurut Bapak yang mengantar kami disana ada pantai lagi dan pernah ada Paus terdampar dan beliau juga bercerita bahwa pantai yang kami pijaki suka berpindah-pindah juga.
Disini hanya kami, Indah, Aal dan Bapaknya. Pulai Pribadi!
Pemandangannya cukup indah karena berada ditengah laut waalupun air lautnya berwarna coklat tapi tetap bikin nggak percaya
kalau ini di Bekasi tentunya. Suara ombak, hamparan kerang dan ada beberapa
ubur-ubur terdampar di bibir pantai rasanya membayar lunas rasa penasaran dan
perjalanan jauh yang menguras tenaga.
Perjalanan pulangpun
dimulai. Disepanjang perjalan membuat kami was-was karena sudah mulai gelap,
minim penerangan, jalanan rusak, dan sepi. Semoga Pemerintah Bekasi mulai
membenahi akses jalan dan penerangan disini, ya.
Sekian cerita saya tentang perjalanan menuju Pantai Muara Beting. Bila ada kesalahan dalam penulisan mohon maaf dan bisa di beritahu. Bagi pembaca yang berkeingin kesana ada beberapa yang harus diperhatikan.
Seperti;
- 1. Jangan kesini musim hujan
- 2. Berangkat dari pagi agar pulangnya tidak malam karena takut berbahaya
- 3. Bensin kendaraan harus penuh
- 4. Baterai handphone dan gadget harus penuh atau jangan lupa membawa powerbank. Handphone juga harus memiliki GPS
- 5. Bawa makan cemilan dam minum
- 6. Jangan malu bertanya
- 7. Dan berdoa.
Tulisan yang sangat menarik dan informatif, Mbak Camelia. Saya sebagai warga bekasi juga pusing kalo ingin mengajak anak saya berwisata alam di Bekasi.
BalasHapusMau nanya sedikit, apakah ini berarti Pantai Beuting berada di daratan yang terpisah atau hanya bisa diakses (memutar) lewat laut dengan kapal. Berapa harga sewa perahu/kapalnya?
Terimakasih.
Saya tinggal d ciputat. Beberapa waktu lalu, sy ada acara keluarga di vila gading harapan, babelan, bekasi. Karena keluarga istri tinggal di daerah karawang ( rengas dengklok), sy cari tau rute terdekat ke karawang, tanpa harus melewati SGC.
BalasHapusAkhirnya, kita lewat jln belakang.
Terkejut, bingung, bertanya2. Ketika kami melewati sebuah jembatan, di bantaran kali, ada dua buah kapal pesiar bekas yg masih cukup bagus ( mewah )..
Itu kan mahal? Pikir sy.. Kok cuma di onggokin aj sihh??
Sayang bangett..
Besok2, kalo ada kesempatan; sy mo coba kunjungi tempat itu & berhenti.. Mampir, mo lihat sambil foto2.
Mungkin mas penulis tau, sejarahnya kapal pesiar yg terdampar itu? Tx